Senin, 21 Oktober 2013

Kita dan Kalian, Demi Lingkungan dan Kota

Kita dan Kalian (aku dan kamu) Demi  Lingkungan dan Kota

Kelurahan Ternate Tanjung, Kecamatan Singkil, merupakan salah satu daerah di Kota Manado, yang dikelilingi sungai sehingga banyak penduduk yang tinggal di bantaran sungai. Namun kebanyakan penduduk mengalirkan buangan limbah air kotor langsung ke sungai. Hal itu menjadi salah satu perhatian pemerintah Kota Manado, dengan memberikan program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat untuk memperbaiki pengolahan air limbah pada daerah tersebut. Masyarakat kelurahan bersama Tim fasilitator SPBM mencoba menganalisis bersama berdasarkan data dan survey langsung sehingga untuk program yang pertama ini di laksanakan pada lingkungan III. Panitia pelaksana, BKM Kelurahan dan bersama penduduk sekitar lokasi pelaksanaan bergotong royong mengolah dana yang ada sehingga sebuah sistem pengolahan air Limbah komunal yang berteknologi pun bisa ada pada lingkungan tersebut. Sistem pengolahan menerima air limbah dari masyarakat, yang dialiri melalui pipa dengan gaya gravitasi, kemudian diolah pada suatu tempat sehingga hasilnya adalah air yang tidak mencemari lingkungan. Setiap rumah penerima manfaat IPAL Komunal dibuat bak kontrol, untuk penyaringan awal jika ada sampah yang ikut terbawa dengan limbah cair.


            Semangat masyarakat setempat terhadap program ini terlihat pada swadaya masyarakat berupa sumbangan bahan bangunan, alat maupun konsumsi untuk pekerja. Kerjasama masyarakat terlihat jelas pada saat pengecoran dinding untuk diletakkannya alat pengolahan air limbah, dimana dari kakek nenek hingga anak kecil bersama-sama membantu pekerjaan, walaupun pada awalnya mereka tidak tau apa manfaat dan fungsi dari program ini. Marwan, anak SD usia 8 tahun, bermain-main sambil mengangkat peralatan dan merapikannya. Ibu Sophie, seorang penjaga perahu tambang, sering melayani tim fasilitator saat menyeberang sungai sekaligus salah seorang pekerja wanita dalam program ini. Pak Ibrahim, salah satu Panitia yang tidak memperhitungkan dana maupun waktu kerjanya demi kelancaran program. Pak Hamzah, lurah saat program berjalan, hampir setiap pagi Beliau berjalan memantau jalannya pekerjaan sebelum melaksanakan tugasnya sebagai seorang Lurah. Mereka dan masih banyak lagi masyarakat di sekitar lokasi menjadi bagian dari program SPBM dengan peran masing-masing. 



Dengan kerukunan dan kebersamaan seperti itulah maka sampai saat ini sistem pengolahan masih berjalan dengan lancar, dan walaupun hanya melayani sebagian kecil masyarakat di sekitar lokasi, setidaknya mereka telah mengurangi setitik pencemaran air pada lingkungan tempat tinggal mereka dan sungai utama Kota Manado ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar